Di lansir dari halaman resmi website https://pafi.id/, Sejarah Persatuan Ahli Farmasi Indonesia (PAFI) tak bisa dilepaskan dari rentetan perjuangan bangsa Indonesia dalam meraih kemerdekaan. Hanya enam bulan setelah pembacaan Proklamasi Kemerdekaan, pada tanggal 13 Februari 1946, sekelompok tenaga ahli farmasi mengadakan pertemuan historis di Hotel Merdeka, Yogyakarta. Hasil dari pertemuan tersebut adalah penunjukan Zainal Abidin sebagai Ketua PAFI untuk periode awal pendirian organisasi ini. Tanggal 13 Februari kemudian diabadikan sebagai hari jadi Persatuan Ahli Farmasi Indonesia.
Ahli Farmasi Indonesia tidak hanya menjadi bagian integral dalam pembangunan negara, tetapi juga memainkan peran penting dalam meningkatkan taraf kesejahteraan masyarakat, khususnya dalam bidang Kesehatan Masyarakat dan Farmasi.
PAFI sebagai organisasi profesi tertua di Indonesia telah melewati berbagai dinamika sejarah. Profesi Asisten Apoteker, yang merupakan bagian dari PAFI, bahkan terbentuk sebelum profesi Apoteker. Hal ini terjadi karena pada masa pemerintahan kolonial Belanda, hanya pendidikan Asisten Apoteker yang tersedia, bahkan rintisan pendidikan farmasi harus dididik langsung dari negeri Belanda.
Peran PAFI dalam Dunia Farmasi
Farmasi berasal dari bahasa Yunani “Pharmacon”, yang artinya obat. Para Asisten Apoteker adalah profesional kesehatan yang bertanggung jawab atas efektivitas dan keamanan penggunaan obat, menggabungkan ilmu kesehatan dan ilmu kimia dalam praktiknya.
Dengan perkembangan zaman dan regulasi baru, seperti UU No. 36 tahun 2014 tentang tenaga kesehatan, terjadi pergeseran status bagi anggota PAFI. Awalnya, anggota PAFI terdiri dari lulusan sekolah farmasi setingkat SMA, seperti Sekolah Asisten Apoteker (SAA), Sekolah Menengah Farmasi (SMF), dan Sekolah Menengah Kejuruan Farmasi (SMKF), serta lulusan Diploma Farmasi seperti D3 Farmasi, D3 Akademi Farmasi, dan D3 Anafarma. Namun, dengan adanya UU tersebut, status lulusan setingkat SMA bergeser menjadi Asisten Tenaga Teknis Kefarmasian (ATTK). Melalui Munaslub PAFI, lulusan ATTK dan seluruh jenjang Diploma tetap bergabung dalam anggota PAFI dengan visi Bersama Kita Bisa.
Misi PAFI
PAFI memiliki misi yang jelas dalam pembangunan kesehatan Indonesia. Salah satu misinya adalah turut serta dalam memerangi obat ilegal, mencegah penyalahgunaan obat, dan memastikan penggunaan obat yang tepat. Hal ini dilakukan melalui kerjasama, koordinasi, dan kolaborasi dengan organisasi profesi kesehatan lainnya. Standar Profesi, Standar Praktik, dan Standar Prosedur Operasional yang berlaku menjadi pedoman, sementara moral dan etika tinggi senantiasa dijunjung dalam setiap langkah.
PAFI, dengan sejarah panjangnya dan misi yang jelas, terus berkontribusi dalam mewujudkan kesehatan masyarakat yang lebih baik. Dengan memahami akarnya yang dalam dalam sejarah kesehatan Indonesia, PAFI terus menjadi garda terdepan dalam memperjuangkan hak-hak kesehatan bagi seluruh rakyat Indonesia.
Melalui dedikasi dan komitmen para anggotanya, PAFI memastikan bahwa peran farmasi tidak hanya terbatas pada pelayanan obat, tetapi juga pada pembangunan kesehatan bangsa secara keseluruhan.